Senin, 19 Desember 2011

PERENCANAAN PENDIDIKAN

PERENCANAAN PENDIDIKAN

3.1. Pengertian Perencanaan
3.1.1. Perencanaan dan Manajemen
Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang akan dilakukan (intensifikasi, eksistensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya).
Anggarwal dan Thakur (2003) menyatakan: Planning is the formal process of making decision for the future of individuals and organizations. Plans are statements of things to be done and the sequence and timing in which they should be done in order to achieve a given end.
Sebagai salah satu fungsi manajemen, perencanaan menempati fungsi pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya. Hal ini dapat dilihat misalnya pada: POAC, POSDCoRB, dan PDCA.
Ferrell dkk (2008) menyatakan: Planning, the process of determining the organization’s objectives and deciding how to accomplish them, is the first function of management.
Beberapa butir penting yang perlu dijadikan pegangan dalam menyusun rencana:
(a) berhubungan dengan masa depan
(b) seperangkat kegiatan
(c) proses yang sistematis
(d) hasil serta tujuan tertentu
Fungsi perencanaan:
(a) sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian
(b) menghindari pemborosan sumber daya
(c) alat pengembangan quality assurance
(d) upaya untuk memenuhi akuntabilitas kelembagaan
3.1.2. Konsep Dasar Pendidikan
Dalam Dictionary of Education, pendidikan merupakan:
(a) proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah
laku lainnya dalam masyarakat.
(b) proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh dan
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.


3.1.3. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang, serta memutuskan, dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal, dan berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain.
Perencanaan pendidikan selalu memperhatikan masalah, kebutuhan, situasi, dan tujuan, keadaan perekonomian, keperluan penyediaan dan pengembangan tenaga kerja bagi pembangunan nasional serta memperhatikan faktor-faktor sosial dan politik, merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan yang menyeluruh.
Tujuan perencanaan pendidikan adalah menyusun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah (menyusun alternatif dan prioritas kegiatan) yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada masa yang akan datang dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan pendidikan.
Polka dalam The Journal of the International Society for Educational Planning (2007) menyatakan: An educational planning should be designed to be: (a) cooperative, (b) comprehensive, (c) continuous, and (d) concrete.

3.1.4. Analisis Posisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan berpusat pada 3 komponen utama:
1. Menunjukkan tujuan (visi, misi, dan sasaran) yang harus dicapai.
2. Menunjukkan bagaimana perencanaan itu dimulai.
3. Menunjukkan cara mencapai tujuan (visi, misi, dan sasaran).
Pembangunan pendidikan memerlukan resources yang perlu diatur secermat mungkin. Pengertian ini dikaitkan dengan misi dan tujuan pembangunan pendidikan, arah pembangunan pendidikan, orientasi pembangunan pendidikan, keseluruhan prioritas, jenis dan jenjang pendidikan, serta fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Perencanaan dalam hal ini berfungsi sebagai guide line for action.
3.1.5. Mekanisme Perencanaan Pendidikan
Proses dan tahapan perencanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Need assessment, artinya kajian terhadap kebutuhan yang mencakup berbagai aspek
pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan,
kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumber yang perlu disediakan, aspirasi
rakyat.
2. Formulation of goals and objective: perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang
merupakan arah perencanaan serta merupakan penjabaran operasional dari aspirasi
masyarakat.
3. Policy and priority setting: penentuan dan penggarisan kebijakan dan prioritas dalam
perencanaan pendidikan sebagai muara need assessment.
4.Program and project formulation: rumusan program dan proyek kegiatan yang merupakan
komponen operasional perencanaan pendidikan.
5. Feasibility testing dengan melalui alokasi sumber-sumber yang tersedia. Biaya suatu
rencana yang disusun secara logis dan akurat merupakan petunjuk tingkat kelayakan
rencana.
6. Plan implementation: pelaksanaan rencana untuk mewujudkan rencana yang tertulis ke
dalam actions.
7. Evaluation and revision for future plan: kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan
pelaksanaan rencana yang merupakan feedback untuk merevisi dan mengadakan
penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya.

3.2. Pendekatan dalan Perencanaan Pendidikan
3.2.1. Pendekatan Kebutuhan Sosial
Pendekatan ini lebih menekankan pada pemerataan kesempatan atau kuantitatif dibandingkan dengan aspek kualitatif. Pendekatan kebutuhan sosial adalah pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan-tekanan untuk memasukkan anak-anak sebanyak mungkin ke sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan bagi pemenuhan keinginan-keinginan murid dan orang tuanya secara bebas.
Kelemahan pendekatan ini:
1. Mengabaikan alokasi sumber-sumber dalam skala nasional, tidak mempersoalkan berapa
besar sumber yang diperuntukkan bagi pendidikan.
2. Mengabaikan ciri-ciri dan pola kebutuhan man power yang diperlukan di sektor kehidupan
ekonomi, sehingga cenderung menghasilkan tamatan yang sebenarnya kurang diperlukan
dan justru kekurangan jenis tamatan yang dibutuhkan.
3. Mengabaikan pertimbangan pembiayaan, sehingga tuntutan kualitas dan efektivitas
pendidikan tidak tercapai (berarti pemborosan).
3.2.2. Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan
Pendekatan ini lebih menekankan pada keterkaitan atau relevansi lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan, atau membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik.
Kelemahan pendekatan ini:
1. Perkiraan kebutuhan tenaga kerja biasanya hanya berlaku (reliabel) selama 5-8 tahun,
sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh suatu siklus pendidikan untuk menghasilkan
tenaga kerja biasanya berkisar antara 15-20 tahun.
2. Tuntutan pendidikan untuk suatu lapangan pekerjaan berubah-ubah sesuai kemajuan di
bidang teknologi.
3. Terlalu menitikberatkan pada kebutuhan tenaga kerja, sedangkan tujuan-tujuan sosial,
demokrasi, dan kultural kurang mendapat perhatian.
3.2.3. Pendekatan Efisiensi Biaya
Pendekatan ini berpandangan bahwa pendidikan memerlukan investasi yang besar dan karena itu keuntungan dari investasi tersebut harus diperhitungkan. Pendekatan efisiensi biaya mempunyai implikasi sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu program pendidikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi menempati urutan atau prioritas penting.
Kelemahan pendekatan ini:
1. Sangat sulit menghitung benefit yang dihasilkan oleh seseorang dalam lapangan kerja.
2. Mengabaikan hubungan antara penghasilan seseorang dengan motivasi, kelas sosial, dan
sebagainya, dan hanya melihat hubungan antara pendidikan dengan penghasilan.
3. Perbedaan pendapatan para tenaga kerja tidak menunjukkan produktivitas mereka, tetapi
lebih merupakan suatu konvensi sosial.
4. Keuntungan dari pendidikan sebenarnya bukan hanya keuntungan finansial, tetapi meliputi
juga keuntungan sosial,
Perencanaan pendidikan di Indonesia tidak menggunakan salah satu saja dari tiga pendekatan yang telah diuraikan di atas, melainkan gabungan dari ketiganya.

DAFTAR PUSTAKA
Anggarwal, Y.P, Thakur R.S. (2003). Concepts and Terms in Educational Planning. A Guidebook. New Delhi: National Institute of Educational Planning and Administration.
Ferrell, O.C, Hirt, G, Ferrell, L. (2008). Business: A Changing World. 6th Edition. New York: McGraw-Hill.
Polka, Walter S. (2007). Managing People, Things, and Ideas in the “Effective Change Zone”: A “High-Touch” Approach to Educational Leadership at the Dawn of the Twenty-First Century. V A USA: International Society for Educational Planning.
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun. (2007). Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

1 komentar:

  1. JTG | Casino in Branson, Mississippi - JTM Hub
    JTG 파주 출장샵 is 영주 출장샵 one of the fastest growing 태백 출장마사지 companies in the gambling industry. Founded in 1989, JTG is the 목포 출장안마 largest in the 경상북도 출장마사지 United States with a total of 16 casinos

    BalasHapus